Arsip

ibu

Ummi, itulah ucapan Umar dan Azkiya anak-anak Saya kepada Saya. Sebuah ucapan indah yang jika Saya mau menelusuri lebih lanjut memberikan rasa dan semangat baru bagi Saya. Saya masih mengingat saat-saat indah itu, saat dimana Saya melahirkan mereka dengan segala sakit yang menimpa kala proses persalinan tiba. Belum lagi saat 9 bulan mengandung dengan kelemahan yang semakin bertambah-tambah. Umar yang dilahirkan dengan proses persalinan normal dan Azkiya dilahirkan dengan proses persalinan Cesar. Dua-duanya sama, sama indahnya dan sama sakitnya.

Ummi, panggilan yang Saya pilih untuk diucapkan Anak-anak ketika mereka membahasakan Saya sebagai ibunya. Panggilan yang sejak Saya belum menikah pun sudah Saya inginkan. Kebetulan pun memiliki Suami yang ingin dipanggil Abi, jadi klop. Ga lucu bukan jika Saya dipanggil Ummi sementara suami dipanggil Papa. Bukan suatu kebetulan pula jika dari 3 bersaudara suami untuk kakak suami dan istri dipanggil Papap dan Bunda, Suami (sebagai anak kedua) dan Saya dipanggil Abi dan Ummi dan adik suami dan istri dipanggil Ayah dan Mama. Berbeda semua supaya dipanggilnya cukup dengan sebutan itu tidak perlu ditambah nama di belakangnya seperti Mama Rima, Mama Kiki.

Umar dan Azkiya bukannya mudah saja untuk dapat memanggil Ummi kepada Saya, seperti halnya Umar yang awalnya memanggil dengan sebutan Mimi dan Azkiya yang awalnya memanggil dengan sebutan Imi. Lucu bukan? Tapi Saya tak menafikkan sebuah proses pengucapan bagi anak, seperti kata Suami biarlah jangan menyerah jika memang mau dipanggil Ummi. Ummi kata yang pengucapannya lebih sulit dari Mama bagi anak-anak bawah 2,5 tahun. Alhamdullillah dengan berjalannya proses akhirnya Umar dan Azkiya bisa dan mampu mengucapkan Ummi dengan baik. Yang penting selalu diajarkan sebutan yang benar.

Kata Ummi sendiri berasal dari bahasa Arab yang artinya Ibuku. Jadi jika akan digabung dengan nama anak seharusnya Ummu yaitu ibunya. Ummu Umar Azkiya. Semoga bisa berkah selalu. Dan yang penting bukan kepada asal kata darimana, panggilan lain pun Ibu, Mama, Mami, Bunda juga adalah panggilan yang indah dari anak-anak untuk ibunya.

Tahukah sampai saat ini Suami Saya tidak pernah memanggil Saya dengan sebutan Ummi, walaupun di depan anak-anak, selalu dengan ucapan Pupu. Begitupun dengan Saya memanggil Suami dengan sebutan Darif, Suami tidak suka dipanggil Abi. Memang Saya Abi kamu katanya. Ternyata hal tersebut ada benarnya juga teman. Suami dan Istri kita bukanlah Ayah dan Ibu kita. Lebih tepat jika memanggil dengan sebutan Ummi Umar. Agak rancu bukan jika memanggil Suami dan Istri dengan sebutan sebagaimana anak-anak kita memanggilnya. Apakah kita anak dari Suami kita, tidak bukan? dan kita pun bukan anak dari istri. Tapi mengingat jaman sekarang banyak sekali yang menyebut suami istri dengan sebutan Ayah, Mama, Bunda, Papa dengan tujuan supaya Anak-anak bisa mengikutinya bisa jadi itu masih dibolehkan. Tapi akan lebih baik dan sebutan yang lebih sesuai jika menyebut suami istri dengan namanya langsung. Atau dengan tambahan Uda, Abang, Kakak karena panggilan ini lazim diucapkan pada mereka yang bukan mahram kita.

Tapi memang ketika Suami memanggil Saya dengan sebutan Pupu terkadang suka saja diikuti oleh Anak-anak. Pupu pu…gitu. Atau ketika Saya memanggil Suami dengan sebutan Darif maka anak-anak ikutan Dayiip..Dayiipp…gitu. Hehe. Ya, tugas Saya dan Suami sebagai orangtua membenarkan panggilan mereka dengan mengatakan panggil Ummi dengan Ummi dan Abi dengan Abi. Mereka belum begitu paham tapi sedikit banyak mau mengikuti kata-kata kami.

Nah bagaimana dengan cerita Sahabat apa sebutan anak-anak untuk Sahabat dan pernahkah dipanggil nama oleh anak-anak???

Di Jaman yang sudah semakin modern kebutuhan akan kendaraan sudah seperti kebutuhan akan makan. Tak soal apakah itu kendaraan pribadi ataupun  kendaraan umum. Untuk berpindah dari satu lokasi ke lokasi yang lain yang menempuh jarak lebih dari 2 kilo rasanya kita akan berpikir untuk menggunakan kendaraan , ditambah mobilitas kita yang tinggi untuk pindah dari satu tempat ke tempat lain dengan cepat. Saya pribadi adalah seorang yang sangat membutuhkan kendaraan untuk berangkat kerja, ke pasar, mengunjungi rumah orangtua, dan aktivitas-aktivitas lainnya. Jarang sekali saya berjalan kaki, kecuali jika memang lokasi yang dituju dekat dan tidak membutuhkan waktu cepat untuk sampai ke suatu tempat.
Sebagai seorang Ibu dari 2 orang anak, Umar dan Azkiya, tentu saja ada saatnya saya harus membawa serta mereka ke suatu tempat, dengan Abi nya anak-anak juga tentu saja. Tempat yang sering dikunjungi adalah rumah orangtua saya dan suami, tempat rekreasi, dan pusat perbelanjaan. Terkadang kami menggunakan  kendaraan umum, terkadang juga menggunakan kendaraan pribadi seperti motor atau mobil untuk pergi ke suatu tempat tersebut.
Sebagai  kendaraan yang digunakan banyak orang sebenarnya  kendaraan umum nyaman-nyaman saja digunakan asalkan supir bus harus mengikuti kaidah-kaidah lalu lintas dan safety riding dalam berkendara, namun hal tersebut sangat jarang ditemukan pada  kendaraan umum di kota-kota besar seperti DKI Jakarta. Selalu saya melihat metromini saling menyalip, mikrolet yang menurunkan penumpang di sembarang tempat dan tidak melihat apakah penumpang sudah turun sempurna atau belum, bus besar yang kebut-kebutan, dan lain sebagainya. Saya pribadi pernah membawa Umar (anak saya yang ketika itu masih berusia 21 bulan) ke pusat perbelanjaan, ketika turun dari mikrolet si supir tidak melihat kalau Umar belum turun sempurna dari mikrolet dengan kondisi saya yang sedang hamil besar sehingga hampir saja kami terjatuh. Alhamdullillah hal itu tidak terjadi.

Kecelakaan lalu-lintas sering terjadi di  kendaraan umum, misalnya bagi penumpang bus besar yang berdiri dan sulit untuk pegangan karena kondisi bus yang sudah penuh penumpang, ketika supir mengerem mendadak penumpang tersebut kehilangan kontrol diri sehingga ia pun terjatuh dan menimpa penumpang lain di depannya dan terjadilah jatuh berderet di bus kota yang apabila hal itu terjadi akan menjadi bumerang bagi penumpang yang berdiri di dekat pintu masuk karena bisa dipastikan penumpang tersebut akan terjatuh ke luar bus. Karena itu agak ngeri juga jika membawa anak dalam kondisi bus yang sesak penumpang, sangat tidak aman.

Kendaraan pribadi yang sering kami gunakan adalah motor, motor bebek tepatnya. Yang utama dalam berkendara motor adalah menggunakan helm, baik itu untuk orang dewasa maupun bagi anak-anak. Helm menjaga kepala kita dari benturan keras ketika kecelakaan lalu-lintas yang tentu saja sangat tidak kita harpkan terjadi. Kaidah safety riding tetap harus kita gunakan walaupun motornya motor pribadi, jangan karena kepunyaan pribadi maka kaidah-kaidah keamanan berkendara tidak diperhatikan. Berkendara yang aman, tidak kebut-kebutan juga harus dijalankan. Alhamdullillah suami saya termasuk kalem dalam berkendara alias tidak kebut-kebutan. Seringkali kita dapati dari media, terjadi tabrakan antar pengendara motor atau motor dengan mobil, atau mobil dengan mobil, karena apa?? ya, karena kebut-kebutan. Seakan kalo kebut-kebutan akan terlihat keren, jago nyetir, dan lain-lain. Yang disayangkan apabila ketika kebut-kebutan tersebut ada orang lagi menyebrang jalan, atau anak-anak lagi lari-lari mengejar layangan,dan terjadilah kecelakaan lalu-lintas yang sangat tidak kita harapkan.

Saya pribadi berharap agar  kendaraan umum dan  kendaraan pribadi dapat menerapkan safety riding dengan sebaik-baikny agar kecelakaan lalu-lintas dapat diminimalisir. Bagi keluarga-keluarga hendaknya senantiasa mengingatkan anggota keluarganya agar selalu aman dalam berkendara, senantiasa saling menasehati apabila ada anggota keluarga yang kebut-kebutan, atau tidak mengenakan helm dalam bersepedamotor. Bagi Asosiasi  kendaraan Umum juga hendaknya mengingatkan selalu para supir kendaraan umum untuk berkendara dengan aman, kenakan sanksi yang akhirnya dapat memberhentikan supir yang ugal-ugalan dalam berkendara.

Sebagai Bloger, saya  ikut serta dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh DBlogger juga dalam rangka mengkampanyekan safety riding dan ikut mencurahkan isi hati saya dan keprihatinan saya melihat kondisi berkendara masyarakat Ibukota yang semakin tidak tertib.

http://www5.shoutmix.com/?puteriamirillis
ShoutMix chat widget