Arsip

impian

Saat ini aku ingin terbang ke masa lalu di masa SMU. Ketika itu saat kami pelajar kelas 3 diwajibkan (????) untuk memilih jurusan yang diinginkan ketika kuliah nanti.

Terus terang aku yang saat itu mengambil jurusan IPA tak merasa terlalu minat dengan jurusan IPA lain selain biologi. Aku merasa biologi lebih nyaman untuk dipelajari karena belajar tentang makhluk hidup, dan aku suka dengan guru biologi smp yang mengatakan bahwa tumbuhan itu sesungguhnya bisa bicara dan bisa merasa. Hmm menarik bukan??? walaupun aku belum paham benar maksudnya…
Lalu kemudian aku pun bingung mau milih pelajaran apa lagi ya??…hmm hukum menarik juga sepertinya..orang yang pintar hukum ga akan mudah dibohongi (off course i feel it now)^^. Setiap masalah di dunia ini baik dunia atau akhirat balik-baliknya ke hukum kan?? Apa hukumnya jika begini, bagaimana akibatnya jika begitu…yah inilah pelajaran dan jurusan yang aku minati. ditambah serial Alley mc beal yang menarik itu…hmm jadi pengacara bisa jago ngomong gitu…yah inilah yang kupilih…!!!

Kemudian aku bingung lagi…yah aku kan harus pilih IPC (ilmu pengetahuan campuran) harus memilih tiga jurusan, satu lagi apa ya???Hehe..entah kenapa yang kepikiran saat itu adalah Bahasa Prancis..kenapa??alasannya hanya satu, karena teman duduk saya ketika SMU jago bahasa Prancis, dia pernah tinggal di Prancis. Namanya Vidya Novita, dia mengajariku bahasa Prancis, a little..dan sekarang sudah saya lupa. Bahasa nya itu begitu dramatis…*aneh kayanya…dan aku suka…^^

Yah itulah pilihan jurusanku dulu ketika akan UMPTN…sederhana alasannya tetapi yang penting aku suka..tak perlu alasan berlebih dalam memilih,,apalagi kalo sampe cinta mati dan ga mau pindah ke jurusan lain jika ternyata tidak lulus. (alhamdullillah lulus…).

Hingga akhirnya aku lulus di jurusan hukum tak membuat kecintaanku pada jurusan lainnya pupus..meski kuakui kadang sedikit terlupakan…aku masih punya cita-cita kok untuk menyelami biologi dan bahasa Prancis walaupun tak melalui “sekolah”, bukankah belajar itu tak harus lewat sekolah atau kuliah..belajar secara mandiri saja…setidaknya memperkaya pikiran dan pandangan diri akan ilmu lain di luar yang kita fokuskan. Karena belajar itu seumur hidup bagiku..sekolah hanya semacam caranya saja, sedangkan cara itu bisa bermacam-macam.

Bagaimana denganmu??

Jangan pernah pupuskan harapan kita untuk tetap belajar dan bercita-cita, karena cita-cita itu tak hanya milik anak kecil, atau anak sekolah, atau mahasiswa…ya..kita yang sudah dewasa pun masih berhak akan cita-cita, harapan, ambisi, keinginan, bahkan itulah yang menandakan kau masih hidup, sebelum kau mati. Bukan menandakan kau telah mati sebelum kau mati…*betapa mengerikannya …

Ketika kau lihat anakmu bercita-cita..maka lihat dirimu sendiri apa cita-citamu??
karena cita-cita, dream mereka ada di tanganmu, tangan orang tua, pendidik, kakek nenek, om tante, bahkan pengasuh…

Karena itu..jangan hentikan cita-citamu itu…

Mario Teguh pernah mengatakan di akun Twitternya: Tidak ada cita-cita yang terlalu tinggi, yang ada adalah upaya yang tak sesuai dengan cita-citamu.

So, dream…harus diupayakan, harus diimpikan dan dituliskan…ya tuliskan impianmu…hingga kau pun mampu mengupayakannya, apapun impian kita.

Menuliskan di secarik kertas atau karton besar-besar terus ditempel di kamar, ini saya lakukan dulu..sebelum saya menikah, ada 10 impian gila saya…^^ dan sekarang tidak perlu lagi lah seperti itu..cukup dicatat di note hp bagi impian-impian saya sekarang yang cenderung impian akan keluarga.

Dan kau akan lihat secarik kertas bertuliskan impian, atau karton itu dengan cita-citamu..akan memberi dampak luar biasa bagimu.^^

Salam sukses sahabat^^

Keberanian…???
Apa sih maksudnya…
Aku tak paham apa itu artinya berani atau keberanian…jujur aku adalah seorang yang penakut…sangat…
Dulu aku sering berpikir, “ah..tentu saja dia berani..dia kan orangnya memang pemberani..” … stop berpikir *jadi maksudnya kalo seseorang berani maka itu memang sudah karakternya yang pemberani, ibarat kata emang udah dari sononya…udah Sang Pencipta.
Itu pikiranku dulu, ketika SD…
*disaat aku masih menjadi makhluk manis dan pemalu…(tuing)
Beriring waktu…aku merasa ada dorongan dari dalam diri,,bahwa Aku bisa kok jadi orang yang pemberani…(sok aja sebenarnya!) padahal sih ga berani juga..buktinya ama ular aja takut (yaiyalah…!!!)
Sebenarnya sederhana saja yang namanya keberanian itu…menurut saya yah namanya keberanian itu bisa diciptakan, bahkan oleh orang yang mengaku bahwa dirinya penakut…termasuk saya (maksudnya!).
Seumpama begini…*door serius amat sih??
Siapa sangka seorang yang terlihat pemberani, sebenarnya..mengaku penakut juga…(hihi..sapa ya??) 
Saya sudah memahami dia dari cerita-ceritanya tentang hidupnya di masa kecil yang sangat istimewa dan sarat dengan petualangan, tidak seperti saya yang bisanya hanya main boneka dan masak-masakan saja *itupun plus nyabutin bunga dan daun milik tetangga, wits…
Saya melihatnya adalah seorang yang berani, punya jiwa petualang…tidak seperti saya yang diajak ke gua aja sama guru ketika SMP dulu, mikirnya seribu kali.

Tapi ternyata saya mulai menyadari keberanian itu ketika SMU, saya berani untuk pake jilbab. Ya mungkin hanya sesuatu yang remeh ya..tapi jangan salah saya mengalami perubahan berarti saat saya mulai memutuskan untuk berjilbab. Di saat itu masih sedikit siswi berjilbab di sekolah dan ortu pun belum 100% mengijinkan saya berjilbab. Keputusan itu diperoleh atas dasar aku sendiri, bukan karena dorongan dan saran orang lain. 

Lalu keberanian lain pun muncul. Berani karena merasa apa yang dilakukan benar. Seperti ketika saya ke Ternate untuk penempatan pertama bekerja. Saya bawa anak, dan pernah juga benar-benar tinggal sendiri di Ternate. Di rumah kontrakan yang banyak serangganya ada laba-laba besar, keluwing (kaya kaki seribu), juga ada kuburan di samping rumah dan ular di kebun pojokan yang tak terawat (tahu ada ular karena ada anak-anak ularnya diambil sama cucu yang punya kontrakan, hiiii). Terus sering pula mati lampu, makin menyeramkan deh,,,hihihihii….

Tapi nyatanya saya berani..karena apa??karena terpaksa…ya terpaksa untuk berani. Dan ternyata teman saya yang saya bilang pemberani itu juga mengatakan seringkali ia berani, karena terpaksa untuk berani. Karena impian dan petualangan.

Ya..kita tak pernah mendapat apa yang disebut impian dan petualangan tanpa keberanian untuk mencoba bukan. Bearada pada batas nyaman dan tak mau berusaha melawan rasa nyaman itu. Toh sedikit lagi sampai lah kita pada impian kita dan kita telah menjalankan sedikit petualangan.
Salam pemberani wahai sahabat!!!!^^