Arsip

negara.

Hah..yang bener aja put??? Istri?? Kamu nya aja perempuan Puut!!! Hush..itu kan cuma judul, emang ga boleh???

Ya, Saya cuma mau menuliskan salah satu kalimat di lirik lagu nya Sheila on Seven aja kok yang berjudul Hingga Ujung Waktu. Gara-garanya temen kantor ada yang sukaaa sekali dengan lagu ini. Setiap hari pasti lagu itu diputar. Entah dia suka, atau memang berandai-andai. Ah kelamaan berandai-andai, kapan actionnya???

Ya, itulah fenomena pemuda jaman sekarang. Mau menikah harus berandai-andai dahulu. Coba simak liriknya yaa…(tapi liriknya keren euy),,,

serapuh kelopak sang mawar yang disapa badai terselimutkan gontai saat aku menahan sendiri
diterpa terluka oleh senja semoga sang mawar dijaga matahari pagi bermahkotakan embun
saat engkau ada di sini dan pekatku berakhir sudah

reff: akhirnya ku menemukanmu
saat ku berpeluk dengan waktu
beruntung aku menemukanmu
jangan pernah berhenti memilikiku
hingga ujung waktu

setenang hamparan samudera kicauan burung camar takkan berhenti bernyanyi
saat aku berkhayal denganmu dan janji pun terakhir sudah

reff2: jika kau menjadi istriku nanti
pahami aku saat menangis
saat kau menjadi istriku nanti
jangan pernah berhenti memilikiku
hingga ujung waktu

Ya, begitulah. Sebuah pengharapan yang sangat dalam pada seseorang yang akan menjadi istri nanti. Eh, ketika sudah menjadi istri protes karena ternyata si dia yang telah menjadi istri tak seindah pengharapan. Di sinilah ujiannya. Ujian bagi seorang suami, maupun istri. Pernikahan itu tak berjalan di tempat. Setiap detik dalam pernikahan adalah sebuah langkah untuk saling mengenali. Jarak 1-3 tahun pernikahan adalah jarak terindah dalam sebuah pernikahan, dalam arti inilah saat-saat masih berbulan madu. Selebihnya adalah jarak-jarak sebuah pilihan, apakah kita memilih untuk bahagia atau memilih untuk tidak bahagia dalam pernikahan kita.
Sudah selayaknyalah kita senantiasa belajar dan belajar, memahami dan memahami, mencoba memberi arti selalu dan selalu untuk pernikahan kita, setiap waktunya. Saling memahami tujuan sebuah pernikahan dan bagaimana kita bisa mencapai tujuan itu. Perjuangan untuk keluarga adalah perjuangan terindah yang pernah Saya tahu. Entahlah ada juga perjuangan indah untuk bangsa dan agama. Tapi itu semua adalah perjuangan yang bersifat massif dan besar. Dan perjuangan untuk keluarga adalah perjuangan sederhana dan lingkupnya kecil, hanya sebatas keluarga kita saja. Tapi dampaknya besar, bahkan melewati dampak untuk sebuah negara. 
Ketika keluarga-keluarga sudah baik dan menularkan hal yang baik bagi lingkungannya, maka dampaknya akan terlihat pada masyarakat, masyarakat yang baik akan mengejawantah dalam kehidupan negara yang baik juga. Coba bayangkan jika setiap keluarga sudah menciptakan pola hidup bersih dan hemat saja maka dampaknya akan terlihat di negara kita. Wilayah-wilayah negara kita akan selalu bersih dan penghematan nyata akan terlihat di negara kita (bukankah anggaran negara kita sedikit boros?).
Hah..awalnya ngomongin masalah impian terhadap seorang istri kok ujung-ujungnya penghematan terhadap negara ya. Hubungan yang jauh…tapi disanalah esensinya. Keluarga dengan negara saling berkaitan. Apa yang kita pikirkan hari ini, bahkan  hanya soal impian terhadap seorang istri pun itu dampaknya akan besar bagi negara ini. 
Oke deh, mari sahabat berjuang untuk keluarga kita, selalu, selamanya!!!
Baca juga daftar isi